BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Siaran televisi (TV) merupakan medium yang
sangat ampuh dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas secara
serempak. Siaran televisi telah memungkinkan masyarakat luas dapat dengan cepat
dan mudah mengetahui berbagai perkembangan mutakhir yang terjadi di berbagai
penjuru dunia. Di zaman globalisasi ini, persaingan antar stasiun televisi
semakin ketat. Setiap stasiun berusaha menyajikan acara-acara yang menarik
sesuai dengan sasaran bidikannya. Jika dikelompokan berdasarkan kriteria
perkembangan usia, ada acara siaran televisi yang ditujukan kepada anak-anak,
remaja, dan orang dewasa. Pada makalah ini penulis akan memfokuskan kajian
tentang dampak film televisi terhadap perilaku siswa yang dikelompokan pada
kriteria anak-anak dan remaja, alasan kami
memfokuskan anak-anak dan remaja pada
kajian ini karena anak-anak dan remaja mempunyai perilaku peniru dan imitatif yang menonjol . Dampak film televisi terhadap
perilaku siswa terbagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif . Tayangan TV dapat
dikatakan berdampak positif pada siswa jika tayangan TV memberikan nilai tambah
terhadap perkembangan kebudayaan dan kehidupan beragama masyarakat, dan ilmu
pengetahuan, tayangan TV bersifat negatif apabila bertentangan dengan
nilai-nilai agama dan budaya masyarakat pemirsa.
1.2
Tujuan Penulisan
ü Agar
mahasiswa mengetahui apa dampak positif film televisi terhadap perilaku siswa.
ü Agar
mahasiswa mengetahui apa dampak negatif film televisi terhadap perilaku siswa.
ü Agar
mahasiswa mengatahui cara untuk meminimalis dampak negatif film televisi
terhadap perilaku siswa.
ü Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Komunikasi dan Informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Perkembangan Televisi (TV) di Indonesia
Di Indonesia, dunia pertelevisian dimulai
dengan berdirinya TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang dikelola oleh
pemerintah berdiri pada tanggal 24 Agustus 1961. Meskipun waktu itu hanya dengan
warna hitam putih, rakyat Indonesia
bersyukur dapat menyaksikan acara-acara yang disajikan lewat TV. Kemudian TV
berkembang menjadi televisi yang berwarna. Monopoli TVRI ini gugur dengan
diresmikannya pendirian stasiun televisi swasta pertama yang berskala nasional
pada tahun 1991, yaitu stasiun televisi TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). Saat
ini stasiun televisi berskala nasional di Indonesia terdapat 11 stasiun televisi, yaitu 10 stasiun
televisi swasta diantaranya adalah ANTV, Global TV, Indosiar, Metro TV,
TPI/MNCTV, RCTI, SCTV, Trans TV, Trans7, dan tvOne, serta satu stasiun televisi
pemerintah yaitu TVRI.
2.2
Siaran Televisi sebagai Kebutuhan Hidup Sehari-hari Masyarakat
Saat ini Televisi sudah menjadi
kebutuhan hidup masyarakat. Tidak hanya masyarakat perkotaan, tetapi masyarakat
pedesaan. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga dibutuhkan oleh anak-anak dan
remaja. Tidak hanya masyarakat berpendidikan tinggi tetapi juga dibutuhkan oleh
masyarakat yang berpendidikan rendah atau bahkan oleh masyarakat yang buta
huruf. Tidak hanya masyarakat berpenghasilan tetap tetapi juga oleh masyarakat yang
berpenghasilan tidak tetap. Sekarang ini menonton televisi dapat kita lakukan
dimana saja serta menggunakan apa saja tidak harus menggunakan tabung televisi
tetapi siaran televisi juga dapat ditonton dari HP yang mempunyai fasilitas
untuk menonton TV, dan dapat pula ditonton melalui internet.
2.3
Fungsi/Potensi Siaran Televisi
Dalam menikmati program tayangan
televisi, pemirsa mempunyai kebebasan penuh untuk memilih acara yang
digemarinya yang ditayangkan melalui berbagai stasiun televisi yang ada. Artinya,
setiap pemirsa memiliki kebebasan untuk menentukan fungsi siaran televisi yang
mana yang akan dipilih untuk dinikmatinya. Unsur kecenderungan kesukaan atau
minat pemirsa ini yang akan menentukan acara-acara televisi yang akan
ditontonnya. Pada dasarnya ada 3 fungsi siaran televisi, yaitu informasi, hiburan, dan
edukatif.
Ø Fungsi
Siaran Televisi sebagai Media Informasi
Siaran televisi sebagai sumber informasi
memungkinkan masyarakat luas mendapatkan berbagai informasi dengan mudah dan
cepat mengenai berbagai perkembangan mutakhir yang terjadi di berbagai negara.
Program siaran yang bersifat informasi mencakup berita, perkembangan kegiatan
politik, data dan kegiatan ekonomi, pesan-pesan ilmiah, perkembangan sosial dan
budaya.
Ø Fungsi
Siaran Televisi Sebagai Media Hiburan
Fungsi TV sebagai hiburan tampaknya
dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai dengan
orang dewasa. Karena itu, masyarakat seringkali tidak merasa telah menghabiskan
waktu banyak duduk menonton televisi. Hiburan yang bisa didapatkan berupa film,
musik, kuis, olah raga,
dan lain-lain.
Ø Fungsi
Televisi Sebagai Media Pendidikan/Pembelajaran
Berbagai stasiun televisi menyatakan
telah berperan serta
menyelenggarakan siaran televisi untuk kepentingan program pendidikan. Mulai
dari acara kuis, pembinaan rohani, pendidikan keluarga, olahraga, masak memasak, pendidikan kesehatan,
wira usaha,
dan pendidikan politik.
Selain
potensi siaran televisi yang dapat menjangkau masyarakat dalam jumlah besar secara serempak dan juga
dalam cakupan wilayah yang luas, siaran televisi juga mempunyai potensi, yaitu :
1.
Memperbesar obyek yang
sangat kecil bahkan yang tidak tampak secara kasat mata seperti virus atau
bakteri
2.
Menyajikan obyek yang
terletak jauh sekali (misalnya kawah di bulan)
3.
Menyajikan peristiwa
yang rumit, cepat, dan berbahaya (misalnya meletusnya gunung berapi, radiasi
nuklir)
Pada
saat ini di Indonesia terdapat stasiun televisi yang hanya berfungsi sebagai
media pendidikan/pembelajaran yaitu TVE (televisi edukasi). Televisi Edukasi
ini di kelola dan di operasionalkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pendidikan (PUSTEKKOM) di bawah bimbingan Menteri dan Sekretaris
Jendral Departemen Pendidikan Nasional.
2.4 Dampak positif dan negatif film televisi
terhadap perilaku siswa
Dampak
positif film televisi terhadap perilaku
siswa apabila misalnya memberikan nilai tambah terhadap perkembangan kebudayaan
dan kehidupan beragama masyarakat pemirsa, dan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh
adalah anak-anak yang teratur menonton siaran televisi yang menayangkan program
pendidikan/pembelajaran, maka anak-anak tersebut akan merasa terbantu atau
menjadi lebih mudah mempelajari materi pelajaran yang mereka pelajari di
sekolah dan juga lebih cepat memahami materi pelajaran yang di diajarkan guru
di sekolah. Dampak positif film terhadap perilaku siswa ini dapat di buktikan
dengan hasil penelitian Drs. Safari, M.A. peneliti pendidikan pada Pusat
Penilaian Pendidikan, Balitbang Depdiknas, Jakarta. Hasil Penelitian menunjukan
Ø Film komedi berdampak
positif terhadap perilaku siswa. Contohnya:
(1) dapat menghibur, (2) belajar rumor, (3) menambah wawasan, (4)
memahami isi cerita, (5) mengurangi stres/refresing, (6) meniru perilaku yang
baik.
Ø Film drama keluarga
berdampak positif terhadap perilaku siswa. Contohnya: (1) menghargai orang tua,
(2) memanfaatkan pesan baik, (3) mencari idola (4) lebih mengenal kehidupan,
(5) menyelesaikan masalah keluarga, (6) membina sikap, (7) belajar memecahkan
masalah.
Ø Film kartun berdampak
positif terhadap perilaku siswa. Contohnya: (1) anak terhibur dan senang, (2)
banyak sikap yang positif untuk ditiru, (3) lucu, banyak akal sesuai jiwa anak,
(4) mendidik sopan santun, (5) banyak menampilkan tokoh yang jujur.
Ø Film keagamaan berdampak
positif terhadap perilaku siswa. Contohnya: (1) mencontoh kegiatan yang
positif, (2) menanamkan aqidah atau budi pekerti, (3) meningkatkan ketaqwaan,
(4) selalu ingat kepada Tuhan, (5) memberi tuntunan hidup, (6) menambahkan
keimanan, (7) mendidik anak tekun berdoa, (8) anak hormat kepada orang tua dan
guru.
Dampak
negatif film televisi terhadap perilaku siswa apabila bertentangan dengan
nilai-nilai agama dan budaya masyarakat pemirsa. Televisi dapat membuat
anak-anak menjadi takut dan kemudian mempengaruhi diri mereka untuk “menarik
atau melarikan diri” dari kegiatan belajarnya dan juga dapat menimbulkan
tingkah laku anak-anak yang kasar-kasar apabila mereka terlalu sering menonton
program tayangan televisi yang memperlihatkan prilaku kekerasan, kasar, atau
sadis. . Dampak negatif televisi ini
dapat di buktikan dari hasil penelitian Drs. Safari, M.A. Hasil penelitian
menunjukan
Ø Film
hantu/horor berdampak negatif terhadap perilaku siswa. Contohnya: (1)
menimbulkan rasa takut, (2) dapat meniru karakter yang keliru, (3) sering
menakuti orang lain, (4) membodohi anak.
Ø Iklan
dalam film televisi berdampak negatif terhadap perilaku siswa. Contohnya: (1)
siswa ingin mencoba, (2) ingin memiliki semua yang di iklankan, (3) mencontoh
yang tidak baik, (4) tidak semua produk sesuai dengan kondisi siswa.
2.5 Masyarakat Peduli Siaran Televisi
Televisi
sebagai salah satu media massa bersifat netral, artinya ia sangat tergantung
kepada manusia pengelolaannya; mau kemana media tersebut di arahkan. Jika ia
diisi dan diarahkan untuk tujuan-tujuan positif, maka akan menghasilkan hal-hal
yang positif. Agar siswa mendapatkan dampak yang positif dalam menonton
televisi diperlukan masyarakat yang peduli dengan siaran televisi, kepedulian
ini dapat diwujudkan melalui:
1.
Mendampingi Nonton TV
Ketika
anak nonton televisi, tidak ada lagi yang paling ideal adalah orang tua
mendampingi dan membimbingnya. Ia dituntut menjelaskan adegan atau tayangan
yang ada di layar televisi.
Orang tua juga perlu memberikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari yang bisa dimengerti sang anak tentang makna yang terkandung dalam
isi cerita/adegan di layar televisi yang ditonton anaknya.
2.
Komunikasi Keluarga
Komunikasi
yang berkualitas adalah hubungan keterbukaan dan saling pengertian di antara
kedua belah pihak. Salah satu hal penting dalam menjaga kualitas komunikasi
adalah diciptakan kemudahan komunikasi antara anak dan orang tua. Jangan sampai
anak merasa segan untuk menyampaikan sesuatu/masalah yang dihadapinya. Lebih
celaka lagi kalau anak tidak percaya pada orang tua sendiri dan lebih suka
mencurahkan masalah dan perasaannya kepada temannya atau orang lain.
3.
Nonton TV seperti
Membaca Buku
Memperlakukan
televisi juga layaknya seperti membaca buku. Pesawat televisi ditempatkan dalam
ruang yang wajar dan cukup penerangan. Kita nonton acara televisi yang sesuai
keinginan. Dengan cara ini kita bisa membiasakan kepada anak untuk menonton
televisi secara disiplin. Semua ini perlu pembiasaan dan kedisiplinan antara
orang tua dan anak.
4.
Keteladanan Orang
Perlu
kita pahami bahwa anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Oleh karena itu,
kita sebagai orang tua perlu memberikan contoh cara menonton televisi yang
baik.
Dengan
kata lain, anak menonton televisi karena meniru perilaku orang tuanya. Hal ini
berarti sulit bagi orang tua semacam itu untuk membatasi anak nonton televisi,
karena memang mereka sendiri adalah contoh bagi anak-anaknya.
5.
Mengkritisi Stasiun TV
Mengajukan
usul, saran, atau keberatan terhadap sebuah tayangan televisi perlu
dibudayakan.
6.
Boikot Stasiun TV
Protes
dari pemirsa televisi terhadap acara yang disiarkan sebuah stasiun televisi.
Hal itu adalah wajar. Pemirsa juga berhak untuk menolak atau memboikot tayangan
televisi yang menurutnya bisa merugikan, apalagi membahayakan perkembangan
mental anak-anaknya.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Saat ini televisi sudah menjadi kebutuhan hidup
masyarakat. Tidak hanya masyarakat perkotaan tetapi masyarakat
pedesaan. Tidak hanya orang dewasa
tetapi juga dibutuhkan oleh anak-anak dan remaja. Tidak hanya masyarakat berpendidikan tinggi
tetapi juga dibutuhkan oleh
masyarakat yang berpendidikan rendah atau bahkan oleh masyarakat yang buta
huruf. Tidak
hanya masyarakat berpenghasilan tetap tetapi juga oleh masyarakat yang
berpenghasilan tidak tetap.
Sekarang
menonton televisi
dapat kita lakukan dimana saja serta menggunakan apa saja, tidak harus
menggunakan tabung televisi
tetapi siaran televisi
juga dapat ditonton dari HP yang mempunyai fasilitas untuk menonton TV, dan
dapat pula ditonton melalui internet.
Pada saat ini di Indonesia terdapat
stasiun televisi
yang hanya berfungsi sebagai media pendidikan/pembelajaran yaitu TVE (televisi edukasi). Televisi edukasi ini
dikelola dan dioperasikan oleh Pusat teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan (PUSTEKKOM) di bawah bimbingan Menteri dan Sekretaris Jendral
Departemen Pendidikan Nasional.
Dampak Positif film televisi
terhadap perilaku siswa, apabila
misalnya memberikan nilai tambah terhadap perkembangan kebudayaan dan kehidupan
beragama masyarakat pemirsa dan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh adalah anak-anak yang teratur
menonton siaran televisi
yang menayangkan program pendidikan maka anak-anak tersebut akan merasa
terbantu mempelajari materi pelajaran yang diajarkan guru disekolah.
Dampak Negatif film televisi terhadap perilaku
siswa, apabila bertentangan
dengan nilai-nilai agama dan budaya masyarakat pemirsa. Televisi dapat membuat
anak-anak menjadi takut dan kemudian mempengaruhi diri mereka untuk menarik
atau melarikan diri dari kegiatan belajarnya dan juga dapat menimbulkan tingkah
laku anak-anak yang kasar apabila mereka terlalu sering menonton program
tayangan televisi
yang memperlihatkan perilaku kekerasan, kasar atau sadis.
Peduli terhadap siaran
TV:
1. Mendampingi
nonton TV
2.
Komunikasi Keluarga
3.
Nonton TV seperti
membaca buku
4.
Keteladanan Orang Tua
5.
Mengkritisi Stasiun TV
6.
Boikot Stasiun TV
Daftar Pustaka
Siahaan,
Sudirman dkk. 2006. Televisi Pendidikan
di Era Global. Jakarta : Seri Pustekkom
http://www.directessays.com
Mata Kuliah : Pengantar Teknologi Komunikasi dan Informasi
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar